Sejarah Marketplace Indonesia – kalian masih belum mengenal tentang seluk beluk pasar online atau marketplace di Indonesia? Simak yuk artikel di bawah.
Mengenal Sejarah Marketplace Indonesia
Sejarah pasar atau marketplace di Indonesia ditemukan pada abad ke-10 pada prasasti masa Kerajaan Mpu Sindok.
Dalam prasasti ini dijelaskan bahwa pasar tradisional disebut dengan istilah pkan. Oleh karena itu masyarakat Jawa menyebut pasar dengan istilah peken.
Ada juga yang menyebutkan bahwa pasar sudah ada sejak abad ke-5 Masehi atau pada saat masa Kerajaan Kutai.
Pasar tradisional mulai dikenalkan oleh para pelaut Tiongkok. Pasar dijadikan menjadi tempat untuk barter atau bertukar barang kehidupan sehari-hari.
Pada awalnya perempuan menjadi salah satu peran penting dalam pasar. Alasannya karena perempuan menjadi komponen utama dalam penjualan dan pembelian serta pemasokan barang.
Hingga saat ini pun perempuan menjadi peran utama dalam keberjalanan sebuah pasar.
Mulai dari penentuan harga, proses pendistribusian barang, proses penjualan, hingga beberapa aktivitas pasar lainnya yang bisa ditentukan oleh perempuan.
Salah satu hal yang paling identik dari pasar dan perempuan adalah tawar-menawar yang masih menjadi budaya hingga saat ini.
Selain menjadi tempat bertukarnya barang kehidupan sehari-hari, pada mulanya pasar juga digunakan sebagai tempat atau pusat pemerintahan.
Pasar menjadi hal utama yang bisa menjadikan terbentuknya suatu kota.
Sebab, pasar memunculkan beberapa pertumbuhan pemukiman di sekelilingnya dan aktivitas sosial maupun ekonomi yang lama-kelamaan berkembang menjadi suatu pusat pemerintahan.
Munculnya Marketplace
Sejarah Marketplace Indonesia (freepik.com)
Sekarang pasar tradisional tidaklah lagi menjadi satu satunya tempat bertukar barang dengan alat transaksi.
Munculnya virus covid-19 pada tahun 2020 silam menjadikan peralihan pasar berubah lebih modern.
Selanjutnya kini pasar tidak lah lagi sebuah tempat dengan kerumunan orang banyak yang melakukan kegiatan jual beli secara langsung, malah muncul pasar tanpa kerumunan.
Pasar online hadir dan langsung menjadi salah satu primadona masyarakat hingga mengalahkan pasar tradisional.
Pasar online atau marketplace ini menjanjikan sebuah proses pembelanjaan yang amat praktis tanpa adanya pertemuan penjual dengan pembeli secara langsung.
Sementara itu, pasar tradisional biasanya masih digunakan sebagai tempat bertransaksi barang dan yang lebih penting sebagai benteng terakhir pengetahuan masyarakat akan kemajuan teknologi.
Perubahan seperti ini sebenarnya bisa saja terjadi karna pemikiran masyarakat yang semakin berkembang serta pemanfaatan teknologi yang sangat baik. Alhasil, persaingan di sektor perdagangan juga sudah biasa terjadi.
Setiap pedagang pasti membuat berbagai strategi pemasaran agar barang yang dijual laku di pasaran tak terkecuali memanfaatkan teknologi yang ada.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya uang elektronik lebih sering digunakan daripada uang kertas.
Hal terpenting yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah beradaptasi dengan segala kemajuan dan perubahan yang ada.
Potensi Negatif Marketplace Indonesia
Munculnya marketplace online sudah pastinya ada menyebabkan adanya kerugian.
Salah satu kerugian yang bisa ditimbulkan oleh pasar online atau marketplace online ini adalah penipuan yang marak terjadi.
Tidak hanya satu atau dua kali banyak sekali kasus yang terjadi di Indonesia tentang penipuan di marketplace online.
Penipuan marketplace merupakan aksi ilegal yang menipu dengan berbohong serta mengaku selaku pihak yang berkuasa.
Sesungguhnya, tiap-tiap penjual serta pembeli mempunyai rasa khawatir ditipu.
Bagi penjual, pembayaran ditahan oleh platform sampai barang diterima konsumen. Sementara bagi pembeli, pembeli harus melaksanakan video unboxing ataupun video membuka paket supaya penjual bisa menerima keluhan atas hambatan yang dirasakan.
Permasalahan pembeli yang ditipu oleh penjual lebih kerap terjalin. Entah itu produknya kurang lengkap ataupun tidak cocok, mutu tidak sebanding dengan harga, serta lain- lain yang mana penjual tidak menerima keluhan para pembeli.
Contoh kasus yang terjadi di Indonesia tentang penipuan di marketplace online salah satunya adalah pinjol senilai Rp 650juta melilit mahasiswa karena penipuan.
Bersumber pada riset permasalahan investasi yang membahayakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor( IPB), warga butuh waspada terhadap utang ataupun pinjaman.
Peristiwa di kampus IPB ini pula menunjukkan pelajaran bahwa literasi keuangan warga wajib terus digerakkan bersama-sama untuk semua kalangan.
Sementara, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan informasi keuangan terpercaya.
Namun, secara umum, seluruh pengguna marketplace tetap harus bijak. Baik sebagai pembeli maupun penjual kita harus tetap bersikap jujur dan menaati aturan yang ada di marketplace online.
Nah begitulah sejarah marketplace Indonesia dan kerugian yang mungkin muncul. Sudah semestinya kita bijak dalam menggunakan teknologi, khususnya marketplace sebagai platform transaksi jual beli.
Bijak dalam E-Marketplace – merupakan salah satu hal yang harus dipelajari lebih dalam. Simak yuk beberapa artikel di bawah untuk informasi tentang mengelola e-marketplace secara bijak.
E-marketplace merupakan salah satu hal yang menguntungkan di dunia komersial.
Salah satunya karena kemudahan yang diberikan oleh fitur yang ada di e marketplace dibanding dengan marketplace offline atau non elektronik marketplace.
Itulah sebabnya e-marketplace memiliki lebih banyak pengunjung dibandingkan dengan pasar tradisional.
Namun cara pengelolaan e-marketplace yang bisa dibilang cukup susah, berbeda dengan pengelolaan pasar pada umumnya. Sehingga menjadikan ini salah satu kekurangan yang ada di e-marketplace.
Dampak E-Marketplace
Mewabahnya e marketplace belakangan ini berdampak pada beberapa aspek, terutama berkaitan dengan perilaku konsumen.
Berikut ini merupakan beberapa dampak yang terjadi akibat munculnya e-marketplace
Malas
E-Marketplace atau pasar online ini menjanjikan sebuah kemudahan dalam hal berbelanja. Hanya dari rumah barang sudah sampai di depan mata.
Di sisi lain, hal ini menjadikan orang-orang semakin malas untuk keluar rumah dan berbelanja di toko offline. Sebab, untuk apa membuang-buang waktu dan tenaga hanya untuk berbelanja yang bisa dilakukan dari rumah.
Pada awalnya, e-marketplace ini diciptakan untuk memudahkan para pebisnis atau pekerja kantor yang tidak memiliki waktu untuk berbelanja secara offline.
Kemudian marketplace mulai mewabah ketika munculnya virus covid-19 pada tahun 2020 lalu.
Adanya pandemi yang mengharuskan seluruh warganya tidak bertemu secara langsung dengan orang-orang, membuat e-marketplace menjadi salah satu alternatif untuk berbelanja bagi seluruh masyarakat.
Walaupun virus ini sudah berakhir, trend belanja di e marketplace masih terus digandrungi.
Masyarakat cenderung berbelanja online yang dirasa lebih mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga serta waktu.
Konsumtif atau Boros
Dampak yang selanjutnya adalah perilaku konsumtif atau boros. Mengapa demikian?
Di dalam platform e marketplace, tersedia banyak sekali pilihan barang produk atau jasa yang kalian cari.
Namun di dalam layar tersebut tidak hanya menampilkan produk yang kalian cari. Beberapa produk yang diiklankan dalam e-marketplace juga bisa jadi ditampilkan meskipun kalian tidak mencarinya.
Berbagai macam hal bisa mempengaruhi pikiran kalian untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kalian butuhkan. Mulai dari gambar yang menarik, hingga mungkin promo besar-besaran yang bisa kalian lihat kemudian tertarik.
Selain itu berbelanja di e marketplace juga menyebabkan sifat kecanduan.
Sifat kecanduan tersebut bisa menjadi sifat konsumtif atau boros yang berkelanjutan.
Diskon atau promo maupun fitur-fitur seperti giveaway dan lain-lainnya yang bisa kalian dapatkan di e-marketplace ini menjadi salah satu hal yang bisa mempengaruhi kalian untuk kecanduan.
Punahnya Pasar Offline
Sebenarnya pasar offline masih ramai saja pengunjungnya.
Namun apabila pengunjung e-marketplace dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengunjung pasar tradisional, sudah tentu berkali-kali lipat lebih banyak pengunjung e-marketplace.
Hal tersebut karena kita bisa mengunjungi e-marketplace hanya dari rumah, berbeda dengan pasar tradisional.
Di pasar tradisional pun tidak terdapat fitur-fitur yang lebih menarik dibanding dengan fitur di elektronik marketplace. Seperti halnya penawaran harga.
Di pasar tradisional kita menanyakan harga langsung kepada penjual. Lalu apabila harga tersebut dirasa kurang cocok kita menawarnya secara langsung dengan lisan.
Sementara, di e-marketplace, ada fitur yang dinamakan voucher. Voucher ini bisa digunakan untuk memotong sebagian atau beberapa persen dari harga yang tertera pada produk.
Tentunya hal ini lebih menarik perhatian banyak konsumen dibandingkan dengan pasar offline.
Bisa saja di pasar offline kita tidak boleh menawar dengan harga sekian. Akan tetapi di e-marketplace kita langsung tahu berapa harga yang dikurangi setelah menggunakan fitur voucher.
Semakin Maraknya Penipuan
Penipuan merupakan hal yang cukup sering terjadi di e-marketplace. Inilah yang menjadi alasan kamu harus bijak dalam e-marketplace.
Banyak model dari penipuan tersebut. Dimulai dari penipuan barang maupun penipuan uang pembelian atau alat transaksi.
Penipuan barang bisa saja seperti barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan apa yang tertera di gambar. Ataupun masih banyak lagi bisa saja kuantitas yang tidak memenuhi seperti yang dipesan.
Ada juga penipuan yang lebih berbahaya yaitu penipuan alat transaksi atau uang. Mungkin saja setelah transfer mata uang atau alat transaksi, barang tidak dikirimkan.
Oleh karena itu kalian harus tetap waspada dan berhati-hati dalam menggunakan e marketplace.
Selain beberapa dampak di atas ada juga beberapa dampak yang belum disebutkan. Dampak positif juga muncul disebabkan adanya e marketplace ini.
Dampak-dampak tersebut bisa kalian cegah dengan cara bijak dalam menggunakan e marketplace.
Cara Bijak dalam E-Marketplace
Cara Bijak dalam E-Marketplace (freepik.com)
Beberapa tips bijak yang kalian bisa gunakan untuk menghindari kekurangan ataupun dampak yang disebabkan oleh e-marketplace sebagai berikut:
1. Selektif
Dalam memilih barang produk atau apapun itu yang ada di e-marketplace haruslah selektif.
Selektif dalam artian kalian harus benar-benar memilih barang atau produk apa yang kalian butuhkan untuk dibeli.
Selain itu, kalian juga bisa memperhatikan review atau penilaian dari konsumen lain yang telah membeli.
Itu bisa menjadi salah satu hal yang bisa kalian gunakan untuk mencegah dampak buruk dari e-marketplace.
2. Amankan Data Pribadi
Sebelum mendaftar marketplace pastinya kalian harus menambahkan data pribadi berupa akun.
Data pribadi merupakan tanggung jawab dari kalian masing-masing.
Oleh karena itu haruslah diamankan.
3. Jangan Terlalu Tergiur dengan Diskon
Bisa saja diskon malah membuatmu lebih boros. Padahal ada barang-barang lain yang lebih kamu butuhkan untuk dibeli, terutama berkaitan dengan kebutuhan primer.
Itulah beberapa hal yang bisa kalian terapkan untuk menggunakan e-marketplace dengan bijak.
Kalian masih bingung tentang cara pengelolaan marketplace? Yuk kunjungi website kami di kombas.co.id untuk informasi lebih lanjut.
Recent Comments